PENGENDALIAN
PENYAKIT ‘KRESEK’ PADA TANAMAN PADI
Oleh: Syahri
Hasil survey sementara
yang dilakukan Peneliti BB-Padi Sukamandi yang melibatkan peneliti dari BPTP
Sumatera Selatan pada Februari 2012 menunjukkan bahwa penyakit HDB telah
menyebar di beberapa lokasi di Sumatera Selatan. Padi yang terindikasi
terinfeksi oleh patogen Xanthomonas campestris
pv. oryzae ditemukan di 4
kabupaten yakni OKI (Kec. Lempuing dan Lempuing Jaya), OKU (Kec. Baturaja Timur
dan Pengandonan), OKU Timur (Kec. Belitang Mulya, Belitang III, Belitang) dan
Muara Enim (Kec. Tanjung Agung).
Gejala Penyakit
Gejala penyakit
muncul 1-2 minggu setelah
padi dipindah dari persemaian. Daun tanaman
yang sakit berwarna hijau kelabu, mengering, helaian daunnya melengkung,
diikuti oleh melipatnya helaian daun itu sepanjang ibu tulang daunnya. Umumnya
serangan terjadi pada daun-daun yang lebih tua. Gejala penyakit akan sangat
tampak jelas ketika padi memasuki stadia pembungaan. Gejala penyakit mudah dibedakan dari gejala
serangan penggerek, karena pada serangan penggerek gejala lebih dulu timbul
pada daun yang paling muda, sedangkan pada HDB justru pada daun-daun yang lebih
tua (Semangun, 2004). Perkembangan penyakit ini sangat dipengaruhi oleh curah
hujan total, adanya hujan lebat, banjir, air irigasi yang dalam, dan angin
kencang serta diperparah oleh suhu yang tinggi (25-30oC). Selain
itu, penyakit juga dipengaruhi oleh umur tanaman. Pada umunya penyakit lebih banyak terdapat
pada tanaman padi yang dipindah pada umur yang lebih muda.
Karakteristik Penyebab Penyakit
Bakteri
berbentuk batang berukuran 0,7-2,4 x 0,3-0,45 µm dan tidak menghasilkan spora.
Bakteri mengadakan infeksi terutama melalui luka pada daun dan akar ketika
pemindahan bibit. Bakteri tidak daat bertahan lama pada biji sehingga umumnya
penyakit tidak terbawa oleh benih. Dalam pertanaman bakteri terutama disebarkan
oleh hujan yang berangin.
Pengendalian yang dapat dilakukan di antaranya adalah:
·
Menanam varietas yang
memiiki ketahanan seperti Sintanur, Inpari 1, Inpari 4, Inpara 1, Inpara 2.
·
Untuk varietas padi yang
rentan, sebaiknya menggunakan bibit yang agak tua dan menanam 4-5 bibit per
rumpun.
·
Bibit padi yang dipindah
tidak dipotong ujungnya agar infeksi bakteri pada ujung daun tidak terjadi.
·
Pemupukan yang berimbang,
dan sedapat mungkin mengurangi dosis N (pupuk urea) pada daerah yang endemik
penyakit HDB.
·
Tidak mengairi persemaian
terlalu dalam atau terapkan sistem pengairan berselang.
·
Jika penyakit belum terlalu
menyebar sebaiknya tanaman yang sakit segera dimusnahkan agar tidak menjadi
sumber infeksi.
·
Penyemprotan tanaman dengan
bakterisida seperti yang mengandung fenazin-5-oksida,
kasugamisin, klorobromoisosianuric A (CBIA) atau penyemprotan dengan streptomycin sulphat + tetraciklin kombinasi 300 g + copper occichlorid 1.250 g/ha efektif membasmi perkembangan HDB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar